Bergabunglah di grup telegram Urie Join now

Cara Menghemat Uang Gaji di Bawah UMR

Kunci untuk menghemat uang gaji adalah dengan budgeting yang pas, konsisten dan bertanggungjawab dalam mengelola keuangan.
Cara Menghemat Uang Gaji di Bawah UMR
Menghemat uang gaji, foto by unsplash.com/allef-vinicius 

Gue tinggal dan bekerja di Kabupaten Serang dengan UMR sebesar Rp4.857.353 dan gaji jauh di bawahnya sehingga menghemat pengeluaran memerlukan perhitungan ekstra hati-hati dan presisi. Sebab ini bukan hanya soal menghemat untuk menabung, memenuhi kebutuhan dan keinginan tetapi juga mempertaruhkan kesimbangan hidup.

Gue butuh tabungan untuk masa depan, tapi juga harus bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti makan, sewa kos, listrik, paket internet, biaya transportasi dan lainnya. Belum lagi kalau banyak kebutuhan lain yang mesti di penuhi, seperti hal nya kemarin selama beberapa bulan gue gak punya handphone karena rusak dan butuh perbaikan.

Maka Menghemat uang gaji yang di bawah UMR menjadi tantangan yang sulit namun perlu dihadapi, bahkan beberapa kali harus gue revisi.

1. Buat Anggaran

Kunci utama dalam menghemat uang adalah dengan menganggarkan uang gaji sesuai dengan kebutuhan. Jadi, pertama kali gue kerja di kota ini gue survei berbagai macam kebutuhan, seperti harga kontrakan, dan harga makanan. Gue catat semuanya dan kemudian gue hitung menyesuaikan gaji yang didapatkan.

Setidaknya ada empat macam rencana anggaran yang gue perlukan yaitu living fund, playing fund, saving fund dan emergency fund.

  • Living fund: Seperti namanya dana untuk hidup mencangkup biaya makan, biaya kontrakan, biaya listrik, biaya paket internet, dan lainnya.
  • Playing fund: Dana untuk main ini mencangkup, biaya transportasi (baik untuk bensin maupun transportasi umum).
  • Saving fund: Dana simpanan atau tabungan untuk masa depan dan penggunaan lainnya 
  • Emergency fund: Biaya darurat biasanya gue anggarkan meskipun tidak besar namun harus tetap ada.

Berikut gue jabarkan tabel anggarannya.

Jenis Kebutuhan Frekuensi Nominal Keterangan
Makan 1 x Rp10.000 Rp720.000 Rp10.000 x 3xSehari x 6 x 4 minggu
Jajan 1 bulan Rp200.000 -
Sewa Kontrakan 1 bulan Rp400.000 Sebulan sewa Rp400.000
Listrik 1 bulan Rp20.000 -
Transportasi 1 bulan Rp200.000 Uang bensin
Transportasi 1 bulan Rp200.000 Maintenance
Dana Darurat 1 bulan Rp100.000 Untuk keperluan darurat
Pulsa/paket internen 1 bulan Rp60.000 -
Sedekah 1 bulan Rp400.000 -
Total Rp2.300.000 -

Semua anggaran di atas sudah gue melarkan untuk jaga-jaga, misalnya anggaran makan gue adalah Rp10.000 x 3 dalam sehari yang sebetulnya gue hanya butuh dua kali pengeluaran makan dengan total Rp20.000, karena 1 porsi makannya telah ditanggung oleh perusahaan. Sehingga diakhir bulan gue bisa hemat Rp160.000 dari uang makan—meskipun aktualnya bisa kurang atau lebih.

Uang transportasi (bensin) juga sudah dilebihkan yang di mana gue biasanya pulang kerumah seminggu sekali dengan pemakaian bensin tepat Rp25.000 sehingga total yang dibutuhkan sebenarnya adalah Rp100.000, namun hidup tak selalu sesuai rencana makanya gue tambahan Rp100.000 untuk jaga-jaga. Pada akhirnya gue tetap bisa menghemat uang bensin karena dari awal sudah dilebihkan.

Penyebab seseorang gagal menghemat uang adalah karena ketidak sabaran dalam memenuhi keinginan, tidak konsisten, dan tidak bertanggungjawab terhadap penggunaan uangnya.

2. Catat pengeluaran

Penting untuk mencatat pengeluaran agar uang yang gue keluarkan bisa terlacak arahnya dan untuk apa, meskipun sudah jelas peruntukannya pada saat penganggaran di atas namun keadaan seringkali tidak bisa diprediksi.

Sehingga pencatatan pengeluaran bukan hanya untuk melihat kemana uang mengalir tetapi juga sebagai kontrol agar tidak terjadi penghamburan dana, dan di akhir bulan akan menjadi data untuk keperluan evaluasi rencana penganggaran bulan berikutnya.

3. Bedakan antara kebutuhan dan keinginan

Membedakan kebutuhan dan keinginan berdampak signifikan pada keuangan gue. Pertama list semua keinginan dan kebutuhan lalu kemudian sortir menjadi dua kelompok kebutuhan dan keinginan.

Penuhi kebutuhan, terutama yang primer dan tunda belanja pada yang hanya sebatas keinginan, pikirkan matang-matang terutama ketika alokasi dana sudah pas. Kuncinya sabar dan terus belajar mengevaluasi setiap gerak keuangan.

4. Belanja dengan Bijak

Gue belanja berdasarkan kebutuhan yang telah dilist dan sesuai dengan anggarannya. Lalu kemudian usahakan membeli barang dengan mendapatkan harga murah tapi dengan kualitas sama. Misalnya gue sering beli roti merek A dengan harga Rp2.000 di toko X sedangkan di toko Y harganya Rp.2500 usahakan beli pakai uang tunai dengan begitu uang keluar akan terasa mengalir. Untuk kebutuhan hidup biasanya gue belanja mingguan.

Manfaatkan juga harga promo dan cashback ketika bertransaksi di aplikasi. Hindari beli barang karena fomo, batasi penggunaan kredit atau paylater dan beli barang bekas.

5. Asupan atau Makanan

Makanan adalah kebutuhan primer, meskipun harus berhemat bagi gue makan bukan hanya soal murah dan kenyang tetapi harus bergizi dan menyehatkan. Maka makanan alami (real food) menjadi prioritas ditengah banyakannya makanan olahan dan siap saji. Makana real food bukan hanya murah tapi juga menyehatkan, bisa didapatkan dengan mudah dan menjadi yang tebaik untuk menjadi bekal ketika berada di luar.

Sekali lagi, yang terpenting dalam memilah asupan makanan adalah kesehatan yang didapat dari makanan tersebut baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Meski begitu gue masih bisa berhemat tanpa mengurangi kesehatan, bahkan bisa lebih menyehatkan tubuh dengan cara berpuasa. Apalagi kalau bertemu dengan shift malam, karena siangnya istirahat sangat memudahkan dalam berpuasa.

Kesimpulan

Berhemat ketika gaji di bawah UMR menjadi salah satu episode hidup yang lumayan sulit di masa yang penuh ketidakpastian. Meski begitu yang terpenting adalah kita bisa bertahan hidup, stabil, sehat, dan kemudian melangkah pelan menaiki tangga kehidupan.

Bagi gue tidak ada metode baku dalam mengelola keuangan apalagi ketika ada niatan menyimpan uang untuk masa depan. Apapun metodenya kuncinya adalah bertanggungjawab dan konsisten dalam melakukannya.

Menulis banyak topik tentang krisis identitas, insecure, anxiety, overthinking dan kesehatan mental lainnya dipadukan dengan budaya pop dan filsafat.