Ulasan Buku Gagal Menjadi Manusia karya Dazai Osamu

Urie
0

Buku atau novel yang berjudul "Gagal Menjadi Manusia" karya Osamu Dazai memiliki nama asli Shūji Tsushima (津島 修治, Tsushima Shūji) merupakan salah satu karya sastra klasik Jepang yang sangat mengesankan dan menyentuh. Novel ini menceritakan tentang kehidupan seorang pria bernama Oba Yozo, Yozo merasa tidak mampu menjadi manusia yang normal dan bahagia, dan selalu mencoba untuk bunuh diri dengan berbagai cara. Novel ini juga merupakan karya terakhir dari sang penulis, Osamu Dazai, yang juga bunuh diri tak lama setelah novel ini selesai ditulis. — Uriepedia

Dalam tulisan kali ini, Urie akan memberikan review atau ulasan tentang novel "Gagal Menjadi Manusia", meliputi sinopsis, latar belakang, analisis, dan pesan yang bisa kita ambil dari novel ini. Urie juga akan menjawab beberapa pertanyaan yang sering diajukan oleh pembaca tentang novel ini. Urie harap tulisan ini bisa memberikan Kamu gambaran yang jelas dan mendalam tentang novel "Gagal Menjadi Manusia", dan membuat Kamu tertarik untuk membacanya.

Uriepedia - Ulasan Buku Gagal Menjadi Manusia karya Dazai Osamu
Ulasan Buku Gagal Menjadi Manusia karya Dazai Osamu

Identitas Buku

Judul Original: 人間失格, Romaji: Ningen Shikkaku

Judul Terjemahan Indonesia: Gagal Menjadi Manusia

Judul Terjemahan Inggris: No Longer Human

Penulis: Dazai Osamu, 太宰 治

Jenis: Japanese Literature

Genre: Semi-Autobiografi

Penerbit: Mai

Terbit: Maret 2020

ISBN: 9786237351306

Sinopsis Novel "Gagal Menjadi Manusia"

Novel "Gagal Menjadi Manusia" terdiri dari tiga bagian, yang masing-masing berisi catatan-catatan yang ditinggalkan oleh seorang laki-laki bernama Oba Yozo, tokoh utama  dalam novel ini. Catatan-catatan ini mengungkapkan perjalanan hidup Yozo dari masa kecil hingga dewasa, yang penuh dengan penderitaan, kesalahan, dan keputusasaan.

Bagian pertama menceritakan tentang masa kecil Yozo, Yozo lahir dari keluarga kaya dan terhormat. Yozo merasa tidak bisa memahami orang-orang di sekitarnya, dan tidak bisa mengekspresikan dirinya dengan jujur. Oba Yozo merasa bahwa ia harus berpura-pura menjadi orang yang ceria dan lucu, agar tidak ditolak atau dibenci oleh orang lain. Yozo Oba juga merasa bahwa ia tidak memiliki tempat di dunia ini, dan tidak layak untuk hidup. Yozo sering mengalami mimpi buruk, dan merasa ketakutan akan hal-hal yang tidak bisa ia jelaskan. Ia juga mengalami pelecehan seksual dari pelayan-pelayan di rumahnya, yang membuatnya semakin trauma dan benci diri sendiri.

Bagian kedua menceritakan tentang masa remaja dan kuliah Yozo, yang mana Oba Yozo semakin terjerumus ke dalam lingkaran setan. Yozo berteman dengan seorang seniman bernama Horiki, yang mengajaknya untuk minum-minum, merokok, dan berhubungan dengan wanita-wanita. Yozo merasa bahwa hal-hal ini bisa membuatnya lupa akan penderitaannya, dan membuatnya merasa hidup. Namun, hal-hal ini juga membuatnya semakin terasing dari masyarakat, dan semakin tidak peduli dengan apa yang benar dan salah. Yozo Oba juga terlibat dalam hubungan cinta yang rumit dan berbahaya, yang berakhir dengan percobaan bunuh diri bersama dengan seorang wanita yang sudah menikah.

Bagian ketiga menceritakan tentang masa dewasa Oba Yozo. Dia, Yozo sudah tidak memiliki harapan lagi. Yozo menjadi seorang penulis, yang menulis cerita-cerita yang mencerminkan kegelapan dan ketidaksempurnaan dalam dirinya. Yozo juga menikah dengan seorang wanita yang mencintainya, tetapi Oba Yozo tidak bisa mencintai wanita itu. Oba Yozo juga terlibat dalam gerakan komunis, yang menentang pemerintah dan masyarakat.

Yozo merasa bahwa dirinya tidak punya tujuan hidup, dan tidak ada yang bisa menyelamatkannya. Ia hanya menunggu kematian yang akan datang menghampirinya.

Latar Belakang Novel "Gagal Menjadi Manusia"

Novel "Gagal Menjadi Manusia" adalah novel yang sangat autobiografis, yang menggambarkan kehidupan pribadi dari penulisnya, Osamu Dazai. Osamu Dazai adalah seorang penulis Jepang yang terkenal dengan karya-karyanya yang berisi kritik sosial, humor gelap, dan tragedi. Osamu Dazai lahir pada tahun 1909, dari keluarga samurai yang kaya dan berpengaruh. Osamu Dazai memiliki bakat menulis sejak kecil, dan mulai menerbitkan karya-karyanya sejak remaja. Osamu Dazai juga memiliki masalah psikologis sejak kecil, yang membuatnya depresi, paranoid, dan cenderung bunuh diri.

Osamu Dazai sering mencoba bunuh diri dengan berbagai cara, seperti overdosis obat, luka tembak, atau tenggelam. Dazai juga memiliki kecanduan alkohol dan narkoba, yang merusak kesehatannya. Ia juga memiliki hubungan cinta yang rumit dan berbahaya, yang melibatkan wanita-wanita yang sudah menikah, selingkuh, dan perceraian. Dazai juga terlibat dalam gerakan politik, yang menentang rezim militer dan fasisme yang berkuasa di Jepang saat itu. Dazai meninggal pada tahun 1948, akibat bunuh diri bersama dengan kekasihnya di sungai Tamagawa.

Novel "Gagal Menjadi Manusia" adalah novel terakhir yang ditulis oleh Osamu Dazai, yang selesai ditulis beberapa hari sebelum ia bunuh diri. Novel ini dianggap sebagai surat wasiat dari Osamu Dazai, yang mengungkapkan perasaan dan pemikirannya yang paling dalam dan jujur. Novel ini juga dianggap sebagai karya sastra klasik Jepang, yang memiliki pengaruh besar bagi penulis-penulis Jepang sesudahnya. Novel ini juga telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, dan diadaptasi ke dalam berbagai media, seperti film, drama, manga, dan anime.

Analisis Novel "Gagal Menjadi Manusia"

Novel "Gagal Menjadi Manusia" adalah novel yang sangat mendalam dan menggugah, novel ini mengeksplorasi tema-tema seperti identitas, alienasi, depresi, bunuh diri, moralitas, dan makna hidup. Novel ini menggunakan gaya bercerita yang sederhana dan lugas, tetapi juga sarat dengan simbolisme dan metafora. Novel ini juga menggunakan sudut pandang orang pertama, yang membuat pembaca bisa merasakan emosi dan pikiran dari tokoh utama Oba Yozo, sekaligus meragukan kebenaran dan objektivitas dari ceritanya.

Salah satu tema utama dari novel ini adalah identitas, atau ketiadaan identitas. Tokoh utama, Yozo, merasa bahwa ia tidak memiliki identitas yang jelas dan tetap, dan tidak bisa menemukan jati dirinya yang sebenarnya. Yozo merasa bahwa ia harus berpura-pura menjadi orang lain, atau menyesuaikan diri dengan orang lain, agar bisa diterima dan dicintai oleh orang lain. Yozo juga merasa bahwa dirinya tidak bisa memahami orang lain, dan tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain. Oba Yozo merasa bahwa dirinya adalah orang yang aneh, berbeda, dan tidak normal, yang tidak pantas untuk hidup sebagai manusia. Oba Yozo merasa bahwa dirinya adalah orang yang gagal menjadi manusia.

Tema lain yang juga berkaitan dengan identitas adalah alienasi, atau perasaan terasing dari masyarakat dan dunia. Yozo merasa bahwa ia tidak memiliki hubungan yang erat dan harmonis dengan orang-orang di sekitarnya, seperti keluarga, teman, atau pasangan. Yozo juga merasa bahwa ia tidak memiliki tempat atau peran yang jelas dan penting dalam masyarakat. Yozo merasa bahwa ia adalah orang yang tidak diinginkan dan tidak dibutuhkan oleh siapa pun. Yozo merasa bahwa ia adalah orang yang terisolasi dan terbuang dari dunia.

Hal atau Tema lain yang sangat penting dari novel ini adalah depresi, atau perasaan sedih, putus asa, dan tidak berharga yang berkepanjangan. Yozo mengalami depresi sejak kecil, yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti trauma masa kecil, pelecehan seksual, tekanan sosial, kesalahan pribadi, juga kegagalan hidup. Oba Yozo tidak pernah merasa bahagia atau puas dengan hidupnya, juga selalu merasa bersalah dan menyesal dengan apa yang Yozo lakukan atau tidak lakukan. Ia tidak pernah merasa bersemangat atau berharap dengan masa depannya, dan selalu merasa takut dan cemas dengan apa yang akan terjadi padanya. Yozo tidak pernah merasa hidup, juga selalu merasa mati.

Tema yang berkaitan dengan depresi adalah bunuh diri, atau tindakan mengakhiri hidup sendiri dengan sengaja. Yozo sering mencoba bunuh diri dengan berbagai cara, seperti minum obat, menusuk perut, atau melompat dari gedung. Yozo merasa bahwa bunuh diri adalah satu-satunya jalan keluar dari penderitaannya, dan satu-satunya cara untuk mencari makna hidupnya. Ia merasa bahwa bunuh diri adalah hal yang indah juga romantis, yang bisa membuatnya terbebas dari dunia yang kejam dan tidak adil. Yozo merasa bahwa bunuh diri adalah hal yang gagal Yozo lakukan, dan hal yang membuatnya semakin gagal menjadi manusia.

Topik lain yang menarik dari novel ini adalah moralitas, atau prinsip-prinsip yang membedakan antara yang baik dan buruk, yang benar dan salah. Yozo tidak memiliki moralitas yang jelas dan tetap, juga tidak peduli dengan hal-hal yang dianggap penting oleh masyarakat, seperti agama, hukum, atau etika. Yozo hanya hidup sesuai dengan nafsu dan keinginannya sendiri, dan tidak mempertimbangkan akibat atau dampak dari tindakannya. Yozo juga tidak memiliki rasa tanggung jawab atau rasa hormat terhadap orang lain, juga tidak segan-segan untuk menyakiti atau mengecewakan orang lain. Oba Yozo juga tidak memiliki rasa kasih atau rasa cinta terhadap orang lain, dan tidak bisa menjalin hubungan yang sehat juga harmonis dengan orang lain.

Topik yang berkaitan dengan moralitas adalah makna hidup, atau tujuan atau alasan dari keberadaan seseorang di dunia ini. Yozo tidak memiliki makna hidup yang jelas dan tetap, juga tidak bisa menemukan alasan untuk hidup. Ia tidak memiliki cita-cita atau impian yang ingin ia wujudkan, dan tidak memiliki kontribusi atau prestasi yang bisa ia banggakan. Yozotidak memiliki nilai atau prinsip yang bisa ia pegang, juga tidak memiliki keyakinan atau kepercayaan yang bisa ia andalkan. Ia tidak memiliki sesuatu yang bisa membuatnya merasa hidup, juga tidak memiliki sesuatu yang bisa membuatnya merasa mati.

Pesan dan Inspirasi yang Bisa Kita Ambil dari Novel "Gagal Menjadi Manusia"

Dari tema-tema yang telah kita bahas diatas, kita bisa menemukan beberapa pesan dan inspirasi yang bisa kita ambil dari novel "Gagal Menjadi Manusia". Pesan juga inspirasi yang bisa kita ambil dari novel ini adalah sebagai berikut:

1. Mememiliki Jati Diri

Cari dan temukan jati diri kita yang sebenarnya. Yozo gagal menjadi manusia karena ia tidak bisa menemukan jati dirinya yang sebenarnya, juga tidak bisa mengekspresikan dirinya dengan jujur. Yozo selalu berpura-pura menjadi orang lain, atau menyesuaikan diri dengan orang lain, yang membuatnya kehilangan identitasnya. Kita bisa belajar dari Yozo untuk cari dan temukan jati diri kita yang sebenarnya, dan tidak perlu berpura-pura atau menyesuaikan diri dengan orang lain. Kita harus mengetahui siapa kita, apa yang kita inginkan, juga apa yang kita bisa.

Kita harus menunjukkan diri kita apa adanya, dan tidak perlu malu atau minder dengan diri kita.

2. Buat dan Jaga Hubungan

Bangun dan jaga hubungan yang baik dengan orang-orang di sekitar kita. Yozo gagal menjadi manusia karena dirinya tidak bisa membangun dan menjaga hubungan yang baik dengan orang-orang di sekitarnya, seperti keluarga, teman, atau pasangan. Yozo selalu merasa terasing juga merasa terisolasi dari masyarakat dan dunia, yang membuatnya kesepian dan putus asa. Kita bisa belajar dari Yozo untuk bangun dan jaga hubungan yang baik dengan orang-orang di sekitar kita, seperti keluarga, teman, atau pasangan. Kita harus menghargai juga menghormati orang-orang di sekitar kita, juga tidak menyakiti atau mengecewakan mereka. Kita harus saling mendukung dan menyayangi orang-orang di sekitar kita, juga  tidak merasa sendiri atau terbuang.

3. Memiliki Makna Tujuan dan Makna Hidup

Cari dan temukan makna hidup kita yang sesuai dengan diri kita. Yozo gagal menjadi manusia karena ia tidak bisa menemukan makna hidupnya yang sesuai dengan dirinya, dan tidak bisa menemukan alasan untuk hidup. Yozo tidak memiliki tujuan atau arah hidup yang jelas, dan tidak memiliki hal-hal yang bisa membuatnya merasa hidup atau mati. Yozo selalu mencoba bunuh diri, yang merupakan tanda dari ketidakbermaknaan hidupnya. Kita bisa belajar dari Yozo untuk cari juga temukan makna hidup kita yang sesuai dengan diri kita, dan tidak perlu mengikuti makna hidup yang ditentukan oleh orang lain. Kita harus mengetahui apa yang kita sukai, apa yang kita pandai, dan apa yang kita butuhkan. Kita harus menentukan tujuan atau arah hidup kita sendiri, juga tidak perlu menyerah atau putus asa.

Kesimpulannya: Novel "Gagal Menjadi Manusia" adalah novel yang sangat tragis dan menggugah, yang menceritakan tentang kehidupan seorang pria yang merasa tidak mampu menjadi manusia yang normal dan bahagia, dan selalu mencoba untuk bunuh diri dengan berbagai cara. Novel ini juga merupakan karya terakhir dari penulisnya, Osamu Dazai atau yang bernama asli Shūji Tsushima (津島 修治, Tsushima Shūji), yang juga bunuh diri tak lama setelah novel ini selesai ditulis.

Novel ini mengeksplorasi tema-tema seperti identitas, alienasi, depresi, bunuh diri, moralitas, dan makna hidup, yang bisa menjadi bahan renungan dan inspirasi bagi kita. Dari novel ini, kita bisa belajar untuk cari dan temukan jati diri kita yang sebenarnya, bangun juga jaga hubungan yang baik dengan orang-orang di sekitar kita, terakhir cari dan juga temukan makna hidup kita yang sesuai dengan diri kita.

Urie terkesan dengan karya ini yang menampilkan keunikan dan daya tarik tersendiri (Dark). Awalnya Urie sempat bingung dengan alur novel yang mengikuti pemikiran tokoh utama yang kompleks. Namun, dengan membaca lebih teliti, Urie dapat memahami kisah Oba Yozo. Novel ini sangat sesuai untuk dibaca oleh para penggemar psikologi. Namun, novel ini kurang disarankan untuk pembaca yang sedang mengalami gangguan mental. Sebab, penulis berhasil menyeret pembaca ke dalam pola pikir tokoh.

Diksi yang dipilih penulis juga mendukung suasana emosional Yozo di setiap bab. Urie berpendapat bahwa pembaca yang objektif dapat memanfaatkan karya ini sebagai bahan refleksi diri dalam melihat dunia, terutama bagi mereka yang membutuhkan pemahaman tentang dunia seperti Yozo.

Dari karya ini, Urie merasa perlu untuk menghargai manusia lain lebih dalam karena Urie yakin bahwa ada banyak orang yang mirip dengan Yozo di mana-mana. Mereka yang memiliki masalah internal seharusnya mendapatkan tempat yang nyaman di dunia ini. Tempat itu bisa berupa kesederhanaan yang menjadi tujuan hidup mereka. Orang lain mungkin sudah memiliki tujuan dan arah hidup yang jelas, sejak mereka bersekolah. Namun, orang seperti Yozo membutuhkan bantuan, setidaknya sampai mereka tidak takut lagi dengan dunia yang luas dan manusia yang beragam.

Meskipun ada beberapa hambatan, novel gagal menjadi manusia ini patut untuk diapresiasi. Novel ini mengandung banyak hal positif yang dapat dipelajari. Kita, sebagai manusia mungkin berbeda dengan tokoh utama, dapat belajar bagaimana merasakan apa yang dirasakan oleh Yozo, dan orang-orang seperti dia, sehingga penting bagi kita untuk tidak saling menilai. Namun, kita juga harus berusaha untuk meningkatkan diri menjadi lebih baik, meskipun secara bertahap.

Poin-poin Penting

Novel "Gagal Menjadi Manusia" adalah novel yang menceritakan tentang kehidupan seorang pria bernama Oba Yozo, Yozo merasa tidak mampu menjadi manusia normal dan bahagia, dan selalu mencoba untuk bunuh diri dengan berbagai cara.

Novel ini adalah novel autobiografis, yang menggambarkan kehidupan pribadi dari penulisnya, Osamu Dazai, yang juga bunuh diri tak lama setelah novel ini selesai ditulis.

Novel ini mengeksplorasi tema-tema seperti identitas, alienasi, depresi, bunuh diri, moralitas, dan makna hidup, yang bisa menjadi bahan renungan dan inspirasi bagi kita.

Dari novel ini, kita bisa belajar untuk mencari dan menemukan jati diri kita yang sebenarnya, bangun dan jaga hubungan yang baik dengan orang-orang di sekitar kita, dan cari dan temukan makna hidup kita yang sesuai dengan diri kita.

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)