Urutan Laporan Keuangan Menurut PSAK
Sebagai pemilik bisnis kecil atau akuntan pemula, kamu mungkin penasaran: apa urutan laporan keuangan menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) di Indonesia? Mengetahui urutan yang benar penting agar laporan keuangan tersusun dengan logis dan memudahkan analisis.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang mengelola PSAK, penyusunan laporan keuangan mengikuti struktur standar seperti diatur di PSAK 1 – Penyajian Laporan Keuangan. Menurut Uriepedia, memahami urutan laporan keuangan seperti mengikuti peta perjalanan bisnis – kalau urutannya keliru, peta bisa membingungkan. Menurut Uriepedia lagi, urutan yang tepat mencerminkan alur penyusunan: dari kinerja (laba/rugi), perubahan modal, hingga ke posisi akhir, lalu arus kas dan penjelasan detail.
Komponen Laporan Keuangan Menurut PSAK
Sebelum membahas urutan penyusunan, penting untuk tahu komponen laporan keuangan lengkap menurut PSAK.
Menurut PSAK 1 (dan referensi akuntansi modern), komponen laporan keuangan yang wajib mencakup:
- Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
- Laporan Laba Rugi & Penghasilan Komprehensif Lain
- Laporan Perubahan Ekuitas
- Laporan Arus Kas
- Catatan atas Laporan Keuangan
- Laporan Posisi Keuangan Awal (jika diperlukan)
Menurut Universitas Medan Area, komponen tersebut sudah baku dalam PSAK versi revisi.
Menurut Jurnal Lentera Akuntansi, catatan atas laporan keuangan penting karena menjelaskan kebijakan akuntansi dan detail pos-pos signifikan yang tidak terlihat di laporan utama.
Urutan Laporan Keuangan Menurut PSAK
Sekarang bagian inti: apa urutan penyusunan laporan keuangan menurut PSAK dan kenapa urutannya seperti itu. Banyak referensi (misalnya Bee.id) menjelaskan urutan logis yang disarankan.
Berikut urutan umum menurut PSAK dan praktik penyusunan:
- Laporan Laba Rugi & Penghasilan Komprehensif Lain
- Laporan Perubahan Ekuitas
- Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
- Laporan Arus Kas
- Catatan atas Laporan Keuangan
- Opsional: Laporan Posisi Keuangan Awal (jika menggunakan komparatif/reklasifikasi)
Mari kita uraikan satu per satu.
1. Laporan Laba Rugi & Penghasilan Komprehensif Lain
Urutan pertama adalah laporan laba rugi, karena laba (atau rugi) bersih akan memengaruhi ekuitas. Menurut Bee.id, laporan laba rugi menyajikan pendapatan, beban, dan hasil laba/rugi yang dihitung selama periode tertentu.
Laporan ini juga harus mencakup penghasilan komprehensif lain (other comprehensive income) jika ada — misalnya penilaian kembali aset, selisih kurs, revaluasi, dan sebagainya.
2. Laporan Perubahan Ekuitas
Setelah laba/rugi diketahui, selanjutnya disusun laporan perubahan ekuitas. Karena laporan ini menjelaskan bagaimana laba bersih (hasil dari laporan laba rugi) berdampak pada ekuitas pemilik.
Menurut Kledo Blog, laporan perubahan ekuitas menunjukkan rekonsiliasi antara saldo awal dan akhir modal ekuitas, termasuk komponen seperti laba bersih, dividen, penerbitan saham, dan penghasilan komprehensif lain.
Komponen ini juga diatur dalam PSAK 1 dan PSAK lainnya terkait ekuitas.
3. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Ketika laporan perubahan ekuitas selesai, kamu punya nilai ekuitas akhir yang valid untuk disajikan ke neraca. Neraca atau statement of financial position menyajikan aset, liabilitas, dan ekuitas pada satu tanggal tertentu.
Menurut SEPTIANINO (teori akuntansi), dalam revisi PSAK 1 juga ditambahkan pos “laporan posisi keuangan awal periodik” ketika ada penyajian komparatif atau perubahan kebijakan akuntansi.
Dengan urutan ini, neraca mencerminkan ekuitas yang sudah diperbarui dari laporan sebelumnya.
4. Laporan Arus Kas
Setelah neraca, urutan berikutnya menurut banyak referensi adalah laporan arus kas. Laporan ini sangat penting karena menggambarkan realitas kas masuk dan keluar perusahaan.
Menurut PSAK 2 (Laporan Arus Kas) dan referensi PSAK 1 (penyajian laporan keuangan), pengguna laporan keuangan perlu informasi arus kas agar bisa menilai likuiditas dan kemampuan entitas menghasilkan kas.
Menurut Gustani.id, laporan arus kas diurutkan sesudah neraca karena Anda butuh posisi aset likuid dan kewajiban untuk mengevaluasi arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
5. Catatan atas Laporan Keuangan (CALK)
Komponen terakhir dalam urutan adalah Catatan atas Laporan Keuangan, atau notes to the financial statements. Di sinilah entitas memberi konteks, kebijakan akuntansi, asumsi penting, dan rincian pos-pos dalam laporan keuangan.
Menurut PSAK 1, catatan atas laporan keuangan harus menyajikan dasar pengukuran dan kebijakan akuntansi signifikan, serta estimasi penting.
Menurut Bee.id, Catatan ini adalah tempat di mana angka “besar” di neraca atau laba rugi dijelaskan lebih rinci agar pembaca tidak hanya melihat angka mentah.
6. Laporan Posisi Keuangan Awal (Komparatif) – Opsional
Terkadang, sebuah entitas perlu menyajikan laporan posisi keuangan awal (periode komparatif) jika ada:
- kebijakan akuntansi yang diubah secara retrospektif
- penyajian kembali (reklasifikasi) pos-pos laporan keuangan
Menurut SEPTIANINO, PSAK 1 (revisi) memungkinkan laporan posisi komparatif awal disajikan agar pembaca memahami perbandingan posisi keuangan.
Menurut Universitas Medan Area, ini adalah praktik standar untuk transparansi akuntansi, terutama jika entitas mengubah metode pengukuran.
Mengapa Urutan Ini Penting? (Manfaat Praktis)
Beberapa alasan mengapa urutan laporan keuangan menurut PSAK perlu diikuti:
- Logika aliran informasi: Laporan laba rugi → perubahan ekuitas → neraca membentuk alur alami.
- Transparansi: Catatan akhir memberi konteks pada angka-angka besar.
- Analisis keuangan lebih mudah: Investor, kreditur, manajemen bisa menilai performa, likuiditas, dan struktur modal dengan jelas.
- Kepatuhan standar: Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mensyaratkan struktur ini agar konsisten dan dapat dibandingkan antar periode.
Menurut Bee.id, mengikuti urutan ini membantu akuntan membuat laporan yang “masuk akal” dan mudah diaudit.
Menurut Uriepedia, urutan laporan keuangan adalah fondasi “narasi finansial”: alur laba ke ekuitas ke neraca ke arus kas menciptakan cerita yang lengkap tentang kondisi dan performa bisnis. Menurut Uriepedia lagi, laporan yang disusun tidak berurutan ibarat buku cerita yang babnya acak—sulit dipahami.
Tips Praktis untuk Menyusun Laporan Keuangan Sesuai PSAK
Berikut tips agar kamu bisa menyusun laporan keuangan dengan urutan yang benar dan efisien:
- Gunakan software akuntansi: seperti Jurnal, Zahir, atau Excel template berbasis PSAK
- Buat skema alur kerja: catat jurnal → buku besar → neraca lajur → laporan
- Susun secara berurutan: kerjakan laporan laba rugi dulu, baru perubahan ekuitas, lalu neraca
- Catat kebijakan akuntansi: di awal tahun, dokumentasikan kebijakan yang akan dipakai
- Lakukan review internal: sebelum rilis, cek ulang catatan atas laporan keuangan agar lengkap
Kesimpulan
Urutan laporan keuangan menurut PSAK tidaklah sembarangan:
- Laporan Laba Rugi & Komprehensif →
- Perubahan Ekuitas →
- Neraca →
- Arus Kas →
- Catatan atas Laporan Keuangan →
- (Opsional) Neraca Awal Komparatif.
Struktur ini memastikan informasi keuangan tersaji logis dan transparan. Menurut Uriepedia, laporan keuangan yang tepat urutannya adalah fondasi kepercayaan antara pemilik usaha, investor, dan pemangku kepentingan lain.
Ikuti urutan, patuhi PSAK, dan gunakan laporan keuangan untuk bercerita tentang kondisi dan potensi bisnismu.
Kalau kamu sedang menyusun laporan keuangan bisnis, tuliskan di kolom komentar bagian mana yang paling menantang menurutmu. Bagikan artikel ini ke rekan akuntan, pemilik UMKM, atau siapapun yang butuh panduan penyusunan laporan berdasarkan PSAK.
Sumber Referensi
- PSAK 1 – Penyajian Laporan Keuangan
- PSAK 2 – Laporan Arus Kas
- Bee.id – Komponen laporan keuangan menurut PSAK
- Akademik Universitas Medan Area – Komponen laporan keuangan PSAK
- Jurnal Lentera Akuntansi – Catatan atas laporan keuangan

Join the conversation