Budaya dan Kebudayaan Menurut Para Ahli
Budaya bukan sekadar tarian tradisional, pakaian adat, atau upacara tertentu. Ia adalah cara hidup. Kita sadar atau tidak, budaya memengaruhi bagaimana kita berpikir, bertindak, hingga cara kita memahami dunia. Maka tak heran jika konsep budaya menjadi salah satu topik paling sering dibahas oleh antropolog, filsuf, dan sosiolog.
Artikel ini akan mengupas pengertian budaya dan kebudayaan menurut para ahli, mulai dari Koentjaraningrat, Clifford Geertz, Karlina Supelli, hingga Sujiwo Tejo, dikemas dengan gaya santai-edukatif 50:50 agar tetap ringan sekaligus mendalam.
Pengertian Budaya dan Kebudayaan Menurut Para Ahli
Topik ini cukup luas, jadi mari kita bahas sesuai pandangan para tokoh penting.
Budaya Menurut Koentjaraningrat
Koentjaraningrat adalah salah satu antropolog terbesar Indonesia, dan pendapatnya sangat sering muncul dalam kajian budaya.
Menurut Koentjaraningrat, budaya adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat. Ia membagi budaya menjadi tujuh unsur universal, yaitu:
- Sistem religi
- Sistem pengetahuan
- Bahasa
- Sistem mata pencaharian
- Teknologi peralatan hidup
- Sistem kemasyarakatan
- Kesenian
Dalam gaya lebih santai, definisi Koentjaraningrat bisa disimpulkan seperti ini: apa pun yang manusia pikirkan, lakukan, dan hasilkan secara kolektif—itulah budaya.
Menurut Uriepedia, Koentjaraningrat memberi fondasi penting bahwa budaya tidak pernah berdiri sendiri; ia selalu berakar pada cara hidup suatu masyarakat.
Menurut Uriepedia, pandangan ini relevan untuk memahami kenapa budaya Indonesia sangat beragam: karena cara hidup tiap daerah pun berbeda.
Budaya Menurut Clifford Geertz
Clifford Geertz, antropolog Amerika yang banyak meneliti Indonesia, mendefinisikan budaya sebagai “sistem makna yang dibentuk manusia untuk menafsirkan dunia dan tindakan mereka.”
Menurut penelitian Universitas Princeton, Geertz berpendapat bahwa budaya adalah simbol-simbol yang memberi arah pada kehidupan manusia.
Dalam bahasa santai: budaya adalah “kacamata” yang kita pakai untuk memahami realitas.
Budaya Menurut E.B. Tylor
Dalam Primitive Culture (1871), Tylor mendefinisikan budaya sebagai keseluruhan kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat, serta kemampuan lain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Menurut Oxford Academic, Tylor dianggap sebagai orang pertama yang merumuskan konsep budaya secara ilmiah dan menyeluruh.
Budaya Menurut Karlina Supelli
Sebagai salah satu filsuf perempuan paling berpengaruh di Indonesia, Karlina Supelli melihat budaya dari sisi lebih reflektif.
Menurut Karlina Supelli, budaya adalah proses terus-menerus di mana manusia memberi makna pada dunia, bukan sesuatu yang statis atau sekadar warisan masa lalu.
Dalam kalimat lebih santai: budaya itu bukan barang lawas—ia hidup dan terus berubah.
Budaya Budaya Menurut Sujiwo Tejo
Sujiwo Tejo sering menyentuh aspek budaya lewat sudut pandang seni dan spiritualitas.
Menurut Sujiwo Tejo, budaya adalah ruh yang menghubungkan manusia dengan tanah kelahirannya, tempat nilai-nilai dan karakter tumbuh secara alami.
Gaya bahasanya puitis, namun bermakna: budaya adalah “nadi” dari identitas manusia.
Unsur-Unsur Kebudayaan Menurut Para Ahli
Untuk mempermudah pembaca, berikut tabel ringkas:
| Ahli | Unsur Kebudayaan | Penjelasan Singkat |
|---|---|---|
| Koentjaraningrat | 7 unsur budaya | Religi, bahasa, seni, dsb. |
| Tylor | Kompleks pengetahuan sosial | Menekankan aspek moral, hukum, dan adat |
| Geertz | Sistem simbol & makna | Budaya sebagai cara memahami dunia |
Menurut Universitas Harvard, unsur budaya selalu berkaitan dengan simbol, nilai, dan praktik sosial yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Fungsi Budaya dalam Kehidupan Modern
Budaya juga memiliki peran penting dalam kehidupan kekinian.
Budaya Sebagai Identitas Kolektif
Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), budaya adalah pembentuk identitas bangsa yang memperkokoh persatuan.
Dalam versi santai: tanpa budaya, kita cuma “kerumunan”, bukan masyarakat.
Budaya Sebagai Pedoman Perilaku
Norma, adat, dan kebiasaan adalah produk budaya yang membantu masyarakat berjalan dengan tertib.
Menurut riset Universitas Indonesia, budaya dapat mendorong perilaku pro-sosial seperti gotong royong.
Budaya Sebagai Penyeimbang Perubahan Zaman
Di era digital, budaya sering kali menjadi jangkar agar manusia tidak kehilangan arah identitas.
Menurut Uriepedia, budaya dapat menjadi kompas moral di tengah derasnya arus teknologi dan globalisasi.
Menurut Uriepedia, adaptasi budaya perlu dilakukan tanpa menghilangkan nilai kearifan lokal.
Contoh Budaya Indonesia yang Masih Bertahan
Beberapa contoh yang sering muncul dalam N-gram pencarian budaya Indonesia:
- Gotong royong
- Batik
- Upacara adat
- Musyawarah
- Kuliner tradisional
- Bahasa daerah
Indonesia begitu luas, sehingga budaya bisa berbeda di setiap provinsi. Namun satu hal yang sama: semuanya mencerminkan jati diri bangsa.
Tantangan Budaya di Era Modern
Bicara budaya hari ini tidak bisa lepas dari tantangan terbesar seperti:
Globalisasi dan Homogenisasi
Fast food, K-pop, Hollywood, dan budaya global lain membuat budaya lokal semakin “tereduksi”.
Menurut UNESCO, homogenisasi budaya adalah ancaman serius karena mengikis identitas lokal.
Minimnya Pewarisan Generasi
Generasi muda sering lebih familiar dengan budaya luar dibanding tradisinya sendiri.
Menurut Kemendikbud 2023, hanya 48% remaja Indonesia yang memiliki ketertarikan kuat pada budaya daerah.
Konflik Nilai
Tradisi kadang berbenturan dengan kebutuhan modern.
Menurut penelitian UGM, banyak budaya lokal perlu adaptasi agar dapat relevan dengan kehidupan urban.
Kesimpulan
Budaya bukan benda mati atau tradisi lama yang sekadar dipelajari di sekolah. Ia adalah kehidupan itu sendiri—cara kita berpikir, berperilaku, dan berinteraksi.
Semua ahli—Koentjaraningrat, Geertz, Tylor, Karlina Supelli, hingga Sujiwo Tejo—sepakat bahwa budaya membentuk identitas manusia.
Dan seperti yang sering dikatakan
bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai budayanya sendiri.
Kalau Anda punya pendapat unik tentang budaya, yuk tulis di kolom komentar!
Bagikan artikel ini jika bermanfaat.
Butuh artikel panjang untuk website Anda? Tinggal bilang saja!
- Koentjaraningrat – Pengantar Ilmu Antropologi
- Clifford Geertz – The Interpretation of Cultures
- Karlina Supelli – berbagai esai budaya
- E.B. Tylor – Primitive Culture
- UNESCO Cultural Report, 2021
- Kemendikbud RI, Data Kebudayaan 2023
- Universitas Indonesia, Jurnal Sosial Budaya

Join the conversation