Bergabunglah di grup telegram Urie Join now

Review Teleios: Perjalanan Psikologis dalam Dunia Sains dan Kemanusiaan

Review Teleios

Saya harus mengakui, Teleios adalah film yang agak sulit untuk saya cerna pada awalnya. Film ini menggabungkan elemen fiksi ilmiah, psikologi, dan drama manusia dengan cara yang membuat saya berpikir keras. Didasarkan pada kisah eksplorasi ruang angkasa yang penuh ketegangan, film ini benar-benar mengeksplorasi batas-batas kemanusiaan, identitas, dan tujuan hidup. 

Film ini mengisahkan sekelompok awak kapal luar angkasa yang dikirim untuk misi penting—untuk menemukan planet yang bisa dihuni. Namun, sepanjang perjalanan mereka, para kru mulai menghadapi krisis eksistensial yang tidak terduga. Mereka tidak hanya berjuang dengan tantangan teknis dan ilmiah, tetapi juga dengan tantangan internal, terutama berkaitan dengan identitas mereka sebagai manusia dalam situasi ekstrem yang penuh tekanan.

Salah satu elemen yang paling menarik dari Teleios adalah fokusnya pada tema identitas dan apa artinya menjadi "manusia." Dalam film ini, para karakter harus menghadapi dilema tentang peran mereka di dunia yang sangat terisolasi—jauh dari rumah, jauh dari keluarga, dan jauh dari kenyataan sehari-hari. Saya merasa film ini secara sangat efektif menggambarkan perasaan terasing yang dialami manusia ketika dihadapkan pada situasi yang sangat asing dan tidak pasti. Mereka bukan hanya terjebak di luar angkasa, tetapi juga terjebak dalam kebingungan tentang siapa mereka dan apa yang mereka perjuangkan.

Ada saat-saat dalam film ini di mana saya merasa seolah-olah saya sedang menjalani perjalanan psikologis yang sama dengan para karakter. Ketika mereka mulai mempertanyakan apa yang telah mereka lakukan dan siapa yang mereka inginkan menjadi, saya juga merasa terhanyut dalam pemikiran itu. Saya pernah merasa seperti itu sendiri—terjebak dalam rutinitas atau mencari makna lebih dalam hidup saya. Dalam konteks film ini, ketegangan antara harapan dan kenyataan sangat terasa.

Namun, saya juga harus mengakui bahwa film ini mungkin terasa lambat bagi sebagian orang. Adegan-adegan yang lebih introspektif dan filosofis terkadang dapat terasa terlalu panjang, dan terkadang saya merasa terjebak dalam diskusi tentang apa itu makna hidup atau apakah kita benar-benar punya kontrol atas takdir kita. Bagi sebagian orang, ini bisa jadi sedikit membosankan, terutama jika mereka mencari aksi atau ketegangan lebih banyak. Tapi bagi saya, hal ini adalah bagian dari daya tarik film ini—membawa penonton untuk berpikir lebih dalam tentang kehidupan itu sendiri.

Karakter-karakter dalam film ini sangat menarik, tetapi juga bisa sangat frustasi. Ada banyak kebingungannya dalam cara mereka berinteraksi satu sama lain. Saya merasa kadang-kadang mereka lebih banyak berfokus pada konflik internal daripada bekerja sama untuk tujuan bersama mereka—menyelesaikan misi mereka dan bertahan hidup. Ini adalah gambaran nyata dari krisis eksistensial yang bisa terjadi ketika seseorang dihadapkan dengan situasi yang sangat terisolasi dan penuh tekanan.

Dari sisi teknis, film ini cukup menarik meski tidak terlalu mengandalkan efek visual besar seperti film fiksi ilmiah lainnya. Fokus lebih pada suasana yang diciptakan dan hubungan antara karakter-karakter yang terjebak dalam keadaan ini. Suasana tertekan, terisolasi, dan penuh ketidakpastian itu sangat kuat, membuat penonton merasa terperangkap bersama para kru.

Secara keseluruhan, Teleios adalah film yang membawa penonton pada perjalanan psikologis yang penuh dengan pemikiran filosofis dan ketegangan manusiawi. Jika Anda menyukai film yang lebih dari sekadar hiburan, yang menggugah pemikiran dan menantang pemahaman Anda tentang identitas, tujuan, dan peran kita dalam dunia yang lebih besar, maka Teleios bisa jadi pilihan yang menarik.

Tetapi, jika Anda lebih menyukai film dengan pace yang lebih cepat dan penuh aksi, Anda mungkin ingin mencari film lain. Film ini bukan untuk semua orang, tetapi bagi saya, ia berhasil menciptakan pengalaman menonton yang mendalam dan memprovokasi banyak refleksi pribadi.

Menulis banyak topik tentang krisis identitas, insecure, anxiety, overthinking dan kesehatan mental lainnya dipadukan dengan budaya pop dan filsafat.