Urutan Perjalanan Hidup Rasulullah dari Lahir hingga Wafat
Bismillah, mempelajari perjalanan hidup Nabi Muhammad merupakan sebuah upaya kita dalam mengenal beliau lebih dalam, ini adalah bukti kecintaan kita kepada manusia terbaik yang pernah ada di muka bumi. Nabi Muhammad bukan hanya seorang nabi, tetapi juga panutan dalam setiap aspek kehidupan, beliau adalah ayah terbaik bagi anak-anaknya, suami terbaik bagi seorang isteri, pemimpin terbaik bagi sebuah bangsa, komandan yang gagah nan cerdik dan seorang yang lemah lembut bagi kaumnya.
Mempelajari sejarah hidup Nabi Muhammad mengajari kita untuk menjadi manusia yang penuh kasih dan tabah menjalani kehidupan. Berikut saya uraikan perjalanan hidup nabi dari lahir hingga wafat.
Masa Kelahiran dan Empat Puluh Tahun Sebelum menjadi Rasul
Rasulullah lahir senin pagi, tanggal 9 Rabi'ul Awwal permulaan tahun gajah, bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 April tahun 571 Masehi. Ibu beliau bernama Aminah dan ayah Rasulullah bernama Abdullah, namun Rasulullah semasa hidupnya belum pernah bertemu dengan ayahnya sebab ayahnya meninggal sebelum Rasulullah lahir.
Setelah lahir beliau diberi nama Muhammad oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Nama yang belum pernah ada pada bangsa Arab kala itu. Beliau disusui dan diasuh oleh Halima As-sa'diyah sebagaimana tradisi yang ada kala itu sampai ketika umur empat tahun terjadi peristiwa pembelahan dada Nabi Muhammd yang membuat Halimah ketakutan sehingga memulangkannya kepada Aminah ibu kandung Nabi Muhammad.
Waktu yang dihabiskan bersama dengan ibunda tercinta hanya dua tahun yaitu sampai usia enam tahun yang kemudian beliau diasuh oleh kakeknya yang penuh kasih sayang. Lagi-lagi beliau ditingalkan oleh kakeknya saat berada diusia delapan tahun, asuhan beliau kemudian jatuh kepada pamannya Abu Thalib sesuai dengan amanat sang kakek.
Dibawah Asuhan Paman
Paman rasulullah bukanlah orang yang berada, bahkan bisa dibilang paling miskin dibandingkan paman-pamannya yang lain. Tetapi Abu Thalib adalah paman yang paling penyayang diantara yang lainnya itulah sebabnya ia ditunjuk oleh kakeknya sebagai orang yang bertanggung jawab atas cucu kesayangannya ini.
Pada usia dua belas tahun rasulullah diajak pamannya untuk berdagang di negeri Syam, ketika tiba di Bushra rombongan rasulullah dihampiri oleh seorang rahib dan memvalidasi bahwa Muhammad kecil adalah seorang utusan Allah
Orang ini adalah pemimpin semesta alam. Anak ini akan diutus Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam
Rahib Bahira
Kemudian Rahib Bahira meminta Abu Thaib untuk segera pulang—khawatir mereka akan dicelakai oleh orang-orang Yahudi.
Pada usia lima belas tahun, Perang Fijar terjadi. Sebuah perseturuan antara pihak Quraisyi feat Kinanah vs Qais Ailan. Meskipun pada awalnya pihak Qais yang unggul tapi ada akhirnya Quraisyilah yang menang, pada perang ini rasulullah ikut andil sebagai pengumpul anak panah dimedan perang untuk digunakan kembali oleh paman-pamannya.
Pada usia dua puluh lima rasulullah dipercayai untuk memperdagangkan barang-barang dagangan miliki saudagar perempuan kaya raya nan terpandang yaitu Khadijah binti Khuwailid ke Syam atas rekomendasi Maisarah yang melihat kejujuran dan akhlak rasulullah. Bersama Maisarah serta rombongannya Rasulullah ke syam.
Setibanya di Makkah setelah berdang di Syam, Maisarah mengabarkan kepada Khadijah tentang keuntungan dagangannya yang berlimpah, ia juga mengabarkan apa yang selama ini Maisarah lihat pada diri Rasulullah, yaitu sifat-sifat mulia, kejujuran dan kecerdikannya. Mendengar kabar ini Khadijah jatuh hati pada rasulullah, melalui Nafisah binti Munyah—rekan Khadijah meminta untuk dibukakan jalan dan kemudian dua bulan dari kepualangan Rasulullah dari Syam mereka menikah.
Pada usia tiga puluh lima tahun, lima tahun sebelum kenabian Makkah dilanda banjir besar hingga meluap ke Baitul-Haram, Ka’bah yang saat itu dalam kondisi rentan akibat banyak pencurian terhadap barang berharga yang tersimpan di dalamnya dikhwatirkan runtuh, akhirnya orang-orang Quraisy sepakat untuk merobohkn setiap bangunn ka’bah untuk melakukan renovasi.
Tatkala pembangunan kembali ka’bah hampir selesai sampai di bagian Hajar Aswad, mereka berselisih tentang siapa orang yang pantas mendapat kehormatan untuk meletakkan kembali batu suci tersebut ke asalnya hingga akhirny Abu Umayyah bin l-Mughairah Al-Makhzumi menawarkan solusi dengan menyerahkan urusan ini pada orang yang pertama kali masuk lewat pintu masjid dan Allah meghendaki rasulullahlah orangnya. Tatkala mengetahui ini mereke saling berkata
Inilah Al-Amin. Kami Ridha kepadanya. Inilah dia Muhammad.
Masa Nubuwah dan Risalah
Rasulullah adalah seorang introvert, ia lebih suka menghabiskan waktunya di tempat yang sunyi—jauh dari keramaian dan hiruk piruk kota. Gua hira adalah salah satu tempat yang sering beliau datangi selama sebuan di sinilah beliau mendapatkan wahyu pertama genap pada usia empat puluh tahun pada bulan Ramadhan.
Wahyu sempat terputus untuk beberapa waktu membuat Nabi Muhammad termenung sedih hingga sering mendaki gunung untuk merenung. Lalu kemuian beliau berdakwah semasa 23 tahun, 13 tahun di Makkah dan 10 tahun di Madinnah (Yatsrib).
Tahapan Dakwah Pertama: Jihad untuk Berdakwah
Membawa wahyu dari Allah ditengah-tengah kaum jahiliyah bukanlah perkara mudah, selama tiga tahun lamanya Rasulullah berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Sangat lumrah jika Rasulullah hanya menyampaikan islam awal mulanya kepada orang yang paling dekat seperti anggota keluarga dan sahabat-sahabat karib beliau.
Maka karena itu orang-orang yang pertama kali masuk islam dimulai dari keluarganya, sahabat-sahabat karibanya dan mereka yang memang mencintai kebaikan dan kebenaran, mereka dikenal dengan As-Sabiqunal-Awwaun.
Islam harum baunya, meskipun dakwahnya dilakukan masih secara sembunyi-sembunyi dan perorangan ternyata orang-orang Quraisy mendengar kabar ini namun belum peduli karena mengira Rasulullah hanya berbicara tentang masalah ketuhanan dan hak-haknya seperti orang lain pada umumnya.
Tahapan Kedua: Dakwah secara terang-terangan
Pertama kali Rasulullah menampakkan dakwahnya adalah dengan turunnya wahyu Qur’an Surah Asy-Syu’ara ayat 214
Dan, berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang dekat
Perintah tersebut Rasulullah tunaikan dengan mengundang Bani Hasyim yaitu sanak paman dan saudara beliau namun bahkan sebelum Rasulullah berbicara Abu Lahab sudah mendahuluinya dan Rasulullah hanya diam. Barulah pada kesempatan kedua undangan beliau dapat menyampaikan urusannya menegaskan dirinya sebagai utusan yang menerima perintah dari Allah dan memberi peringatan bagi manusia, pada pertemuan kedua ini pula Rasulullah mendapatkan proteksi dari pamanya, Abu Thalib meskipun Abu Thalib sendiri tidak masuk islam.
Demi Allah, aku senantiasa akan menjaga dan melindungimu, namun aku tidak mempunyai pilihan lain untuk meninggalkan agama Bani Abdul Muthalib
Abu Thalib
Setelah mendapatkan janji Abu Thalib, di atas bukit shafa Rasulullah mengumpullkan semua sukuu Quraisy lalu mengajak mereka kepada tauhid dan iman kepada risalah yang beliau bawa, dari sinilah dimulainya babak kedu dakwah Rasulullah secara terang-terangan.
Akibat dari tindakan Rasulullah yang menyampaikan kebenaran secara terang-terangan dan menantang dengan penyampaian-penyampaian yang masuk akal, orang-orang Quraisy mulai takut tradisi mereka akan rusak sehingga mereka mengirim utusan kepada Abu Thallib, meminta kepada Abu Thalib agar menghentikan segala tindakan Rasulullah.
Kendati begitu Abu Thalib menolak dengan lembut permintaan mereka, utusuan orang Quraisy pulang dengan tangan hampa dan Rasulullah terus melanjutkan dakwahnya.
Tatkala orang-orang Quraisy tahu bahwa Rasulullah tidk menghentikan dakwahnya mereka memeras pikirannya untuk memilih berbagai cara menghadang dakwah ini seperti dengan ejekan, penghinaan, olok-olok, penertawaan mejelek-jelekan ajaran Rasulullah, menekan dengan ancaman-ancaman, hingga menyodorkan berbagai bentuk penawaran dengan maksud membuat ragu dan mengeluarkan umat muslim dari islam.
Untuk menghadapi berbagai tekanan itu, Rasulullah melarang orang-orang muslim untuk menampakkan keislaman mereka baik berupa perkataan maupun perbuatan dan memilih menjalankan keislaman secara sembunyi-sembunyi karena khawatir mereka akan bentrok fisik antara kedua belah pihak.
Tetapi Rasulullah seorang diri tetap menampakkan ibadah dan dakwahnya di tengah-tengah orang musyrik. Tempat persembunyian kaum muslim saat itu berada di rumah Al-Arqam bin Abil-Alqam yang berada di atas bukit shafa dan terpencil yang kemudian dikenal dengn Darul-arqam.
Melihat rasulullah yang semakin gencar berdakwah membuat orang Quraisy berbalik mendatangi Abu Thalib untuk kedua kalinya dengan membawa pemuda bernama Ammarah bin Al-Walid untuk ditukarkan dengan Rasulullah, tentu saja Abu Thalib menolak dengan jijik. Gagal dengan rencana tersebut munculah ide bengis orang Quuraisy untuk menghabisi nabi tetapi justru ide bengis mereka semakin mengokohkan posisi islam dengan masuknya dua pahlawan Makkah yaituu Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin Khatab.
Melihat situasi dan kondisi yang telah banyak berubah Abu Thalib mengumpulkan Bani Hasym dan Bani Abdul Muthablib meminta kesediaan mereka untuk melindungi Rasulullah dan mereka menyanggupinya kecuali Abu Lahab.
Dalam waktu yang relatif singkat ada empat kejadian besaru di mat orang-orang musrik yaitu: Hamzah masuk islam, disusul Umar, Rasulullah menolak tawaran kesepkatan mereka dan Bani Muuthalib dan Bani Hasyim yang kafir maupun muslim bergandengan tangan untuk melindungi Rasulullah. Bingung dengan situasi tersebut orang-orang musrik melakukan pemboikotan secara menyeluruh dari urusan ekonomi sampai sosial terhadap Bani Hasyim dan Bani Muthalib.
Genap tiga tahun lamanya pemboikotan berlangsung membuat Bani Hasyim dan Bani Al-Muththalib benar-benar mengenaskan dan kelaparan. Hingga akhirnya piagam pemboikotan tersebut dibatalakan lewat usuha Zuhair bin Abu Umayah dan rayap yang memakan piagam tersebut.
Sebelum Abu Thalib wafat orang Quraisy mengirim utusan terakhir menemui Abu Thalib agar mau menyerahkan urusan Rasulullah kepada mereka namun hal itu tertolak ketika Rasulullah meminta mereka mengucapkan “La ilaha illallah”. Tak lama kemudian Abu Thalib wafat disusul oleh wafatnya ibunda Khadijah, dengan kematian Abu Thailib orang-orang Quraisy semakin gencar dan berani menyakiti Rasulullah sehingga beliauu hampir puutus asa. Rasulullah kemudian pergi ke Thaif dengan setitik harapan mereka menerima dakwah atau mau melindungi kaum muslimin namun justru perlakuan kaum Thaif justru sangat kejam melebihi orang-orang Quraisy, duka yang bertumpuk-tumpuk pada tahun ini Rasulullah menyebutnya dengan “Amul-Huzni” (tahun duka cita).
Al-Mubarakfuri, S. (2020). Sirah nabawiyah. Gema Insani.
Join the conversation