Filosofi Eren Yeager: Eksistensialisme dan Kebebasan
URIEPEDIA.ID, - Oke, saya tahu judul ini mungkin membuat beberapa dari kalian langsung teringat pada Eren Yeager dari Attack on Titan, kan? Dikenal sebagai karakter yang penuh kontradiksi, Eren sering kali menghadirkan pertanyaan besar tentang kehidupan, kebebasan, dan takdir. Sebagai penggemar anime ini, saya nggak bisa menahan diri untuk membahas filosofi Eren yang, menurut saya, sangat berhubungan dengan pemikiran eksistensialisme yang pernah kita pelajari—entah itu di kuliah atau lewat diskusi santai. Jadi, mari kita bedah bagaimana pemikiran Eren berkaitan dengan konsep-konsep besar seperti eksistensialisme dan kebebasan.
1. Eksistensialisme dan Pencarian Makna
Eksistensialisme adalah pandangan yang sering kali berfokus pada individu, kebebasan pribadi, dan pencarian makna hidup. Bagi banyak tokoh eksistensial, hidup itu absurd—kita dilahirkan, tumbuh, dan akhirnya mati tanpa petunjuk pasti mengenai tujuan hidup kita. Ini adalah sesuatu yang Eren alami sepanjang perjalanan cerita Attack on Titan.
Dari awal, kita melihat Eren tumbuh dalam dunia yang sangat terbatas—dikelilingi oleh tembok besar dan ketakutan akan makhluk raksasa yang selalu mengancam. Apa yang menarik dari karakter Eren adalah bahwa ia merasa kehidupannya tidak punya makna selama ia hanya terkurung dalam dunia itu. Tembok-tembok itu, bagi Eren, bukan sekadar penghalang fisik, tetapi simbol dari segala pembatasan yang ada di dalam hidupnya. Dan seiring cerita berkembang, kita melihat bagaimana Eren mencoba menanggalkan batasan itu, yang tentu saja mengarah pada keputusan-keputusan yang penuh dengan dilema moral. Pencarian Eren untuk kebebasan bisa dibilang adalah pencarian makna hidupnya sendiri.
Banyak orang yang melihat tindakan Eren yang impulsif dan bahkan ekstrem sebagai bentuk pencarian kebebasan yang salah arah. Namun, jika kita kembali melihatnya dari perspektif eksistensialisme, Eren berusaha membuat pilihan—terlepas dari apakah pilihannya itu benar atau salah—karena bagi Eren, kebebasan itu penting. Pilihan, meskipun penuh risiko, adalah inti dari kebebasan itu sendiri.
2. Kebebasan dan Konsekuensinya
Bicara tentang kebebasan, Eren Yeager bukanlah karakter yang akan menahan diri dari mengambil keputusan besar—termasuk keputusan yang punya dampak besar bagi orang lain. Di sepanjang cerita, kita menyaksikan betapa beratnya konsekuensi kebebasan yang ia pilih. Salah satu momen paling signifikan adalah ketika Eren memutuskan untuk mengorbankan kenyamanan hidup demi kebebasan rakyatnya—meskipun itu berarti harus melawan teman-temannya sendiri dan, pada akhirnya, membahayakan dunia.
Di sini, kita bisa melihat filosofi eksistensialisme Sartre yang mengatakan bahwa kita adalah apa yang kita pilih. Eren memilih untuk melawan tembok-tembok penghalang—baik fisik maupun sosial—untuk mengejar kebebasan. Namun, seperti yang sering dihadapi oleh para tokoh eksistensialis, kebebasan itu tidak datang tanpa harga. Kebebasan sejati berarti menerima tanggung jawab atas pilihan-pilihan yang kita buat, apalagi ketika pilihan tersebut menyangkut hidup orang banyak. Eren tahu betul hal ini. Dalam pencariannya untuk kebebasan, ia juga menerima bahwa ada banyak pengorbanan yang harus dilakukan, bahkan jika itu berarti menghancurkan hubungan dan ikatan yang telah dibangunnya.
Bagi Eren, kebebasan bukan sekadar keinginan untuk hidup tanpa batasan. Kebebasan adalah kenyataan pahit yang harus diterima bersama dengan rasa tanggung jawab dan konsekuensinya. Inilah yang membuat Eren menjadi karakter yang begitu kompleks dan sulit untuk dinilai hanya dengan hitam-putih.
3. Kehendak Bebas vs. Takdir: Apakah Eren Dapat Mengubah Takdirnya?
Salah satu aspek paling menarik dari cerita Eren Yeager adalah pertanyaan tentang takdir. Apakah Eren benar-benar bebas membuat pilihan, atau apakah ia terjebak dalam takdir yang sudah ditentukan sebelumnya? Di tengah kekacauan yang ia hadapi, Eren mulai merasakan bahwa kebebasan yang ia cari mungkin hanya sebuah ilusi. Seiring perjalanan ceritanya, Eren bertemu dengan kenyataan pahit bahwa takdirnya sudah lama ditulis. Tapi, justru di titik inilah kita melihat kontradiksi utama dalam eksistensialisme—yaitu apakah kita benar-benar bisa bebas memilih, ataukah kita hanyalah bagian dari pola yang lebih besar yang sudah ditentukan sebelumnya.
Salah satu contoh jelas dari ketegangan antara kehendak bebas dan takdir ini adalah ketika Eren melihat masa depannya melalui kekuatan Titan. Seperti yang kita lihat, dia mulai menyadari bahwa beberapa dari pilihan yang ia buat sepertinya sudah dipengaruhi oleh masa depan itu sendiri. Dalam pandangan Sartre, hal ini bisa dilihat sebagai pengingat bahwa kebebasan sejati adalah memilih, bahkan jika takdir tampaknya sudah digariskan. Eren menghadapi dilema ini, apakah ia benar-benar memiliki kebebasan untuk memilih atau hanya bagian dari siklus takdir yang tidak bisa dihindari.
4. Apakah Eren Adalah Pahlawan atau Antagonis?
Filosofi Eren dalam Attack on Titan bukanlah sesuatu yang bisa dibagi begitu saja menjadi hitam atau putih. Tindakannya sering kali membawa kita pada pertanyaan besar tentang moralitas. Seperti banyak tokoh eksistensialis, Eren terkadang tampak mengorbankan orang lain demi tujuannya sendiri, yang tentu saja membuatnya dianggap sebagai antagonis oleh beberapa pihak. Tapi jika kita melihat dari sudut pandang yang lebih dalam, Eren adalah produk dari dunia yang tidak adil, yang memaksanya untuk mencari jalan keluar melalui cara yang ekstrem.
Bagi saya, ini adalah salah satu elemen yang membuat Eren begitu menarik—dia bukan hanya pahlawan atau penjahat. Dia adalah seseorang yang berjuang untuk menemukan makna hidup dan kebebasan dalam dunia yang penuh dengan ketidakpastian. Dan itu adalah perjuangan yang sangat manusiawi, meskipun jalan yang dia pilih sering kali gelap dan penuh dengan pengorbanan.
Melalui Eren Yeager, kita bisa melihat bagaimana ide-ide eksistensialisme dan kebebasan benar-benar dihidupkan dalam bentuk yang sangat kompleks. Karakter ini mengajarkan kita bahwa kebebasan tidak datang tanpa biaya, dan kadang-kadang, kita harus menghadapi konsekuensi besar atas pilihan-pilihan yang kita buat. Dalam dunia yang penuh dengan batasan dan ketidakpastian, seperti yang ditunjukkan Eren, mungkin kebebasan adalah hal yang paling kita butuhkan—dan sekaligus yang paling menakutkan.
Join the conversation