Bergabunglah di grup telegram Urie Join now

6 Cara Jitu Menjadi Storyteller yang Handal

Cara Menjadi Storyteller

URIEPEDIA.ID, - Menjadi storyteller yang handal itu bukan hal yang mudah, tapi bisa dipelajari dengan beberapa langkah konkret. Dulu, saya sering merasa frustrasi karena cerita saya tidak cukup menarik. Namun, setelah melakukan banyak percakapan dan latihan, saya menemukan beberapa cara yang efektif untuk meningkatkan kemampuan storytelling saya. Nah, kalau kamu juga ingin belajar jadi storyteller yang lebih baik, coba deh terapkan enam cara jitu berikut ini.

1. Latihan, Latihan, dan Latihan

Jangan pernah meremehkan kekuatan latihan. Ini adalah langkah pertama yang saya ambil saat mencoba meningkatkan kemampuan bercerita. Dulu, saya sering merasa minder karena cerita saya terasa datar dan sulit diterima audiens. Tapi dengan latihan yang konsisten, saya mulai merasa lebih percaya diri dan lebih tahu apa yang harus saya lakukan.

Cobalah untuk berlatih bercerita di depan teman, keluarga, atau bahkan diri sendiri di depan cermin. Kamu bisa mulai dengan cerita yang sederhana dan pelan-pelan meningkat ke cerita yang lebih kompleks. Feedback dari orang lain juga sangat berguna untuk memperbaiki cara bercerita kamu.

2. Tulis Ceritamu Terlebih Dahulu

Sebelum menyampaikan cerita, saya mulai terbiasa untuk menulisnya terlebih dahulu. Ini memberi saya kesempatan untuk merencanakan dan mengorganisasi ide-ide saya dengan lebih baik. Ternyata, menulis cerita itu penting banget, karena saat cerita ada di atas kertas, saya bisa melihat lebih jelas mana bagian yang terlalu panjang, mana yang kurang menarik, atau bahkan mana yang tidak relevan.

Meskipun kamu merasa bisa bercerita secara spontan, menulis itu bisa membantu merangkai cerita dengan struktur yang lebih jelas. Dan jangan takut untuk mengedit, karena cerita yang baik sering kali berasal dari proses penyuntingan.

3. Menguasai Topik yang Diceritakan

Salah satu pelajaran terbesar yang saya dapat adalah pentingnya menguasai topik yang kita ceritakan. Waktu itu saya pernah bercerita tentang sebuah tema yang saya tidak begitu paham, dan audiens bisa merasakannya. Cerita saya jadi terasa dangkal dan kurang meyakinkan. Dari situ saya belajar, kalau kamu ingin membuat cerita yang menarik dan punya kedalaman, kamu harus menguasai topik tersebut.

Apakah itu tentang pengalaman pribadi, sejarah, atau bahkan topik fiksi, pastikan kamu cukup memahami materi tersebut. Jangan hanya mengandalkan imajinasi, tapi gali informasi lebih dalam agar cerita kamu lebih terasa nyata dan meyakinkan.

4. Gunakan Bahasa yang Sederhana

Saat pertama kali mencoba bercerita, saya pernah berpikir bahwa semakin rumit bahasa yang saya gunakan, semakin cerdas cerita saya. Ternyata, itu adalah kesalahan besar. Cerita yang menggunakan bahasa yang terlalu berat justru membuat audiens cepat kehilangan fokus. Seiring waktu, saya belajar bahwa bahasa yang sederhana dan mudah dipahami justru lebih efektif dalam membuat audiens terhubung.

Cobalah menggunakan kalimat yang pendek dan langsung pada inti. Jangan ragu untuk menggunakan bahasa sehari-hari yang lebih akrab, karena itu membuat cerita terasa lebih dekat dan bisa dipahami oleh lebih banyak orang. Semakin jelas dan sederhana, semakin kuat dampaknya.

5. Gunakan Rumus (Identifikasi Masalah, Pembahasan Masalah, Kesimpulan)

Selama belajar bercerita, saya menemukan bahwa menggunakan rumus sederhana bisa sangat membantu. Misalnya, dalam cerita, kamu bisa mengikuti pola ini: identifikasi masalah, bahas masalah, dan akhirnya berikan kesimpulan. 

Awalnya saya merasa bingung bagaimana cara membuat cerita yang mengalir, tapi setelah menggunakan rumus ini, saya merasa ceritaku jadi lebih terstruktur dan mudah dipahami. Cerita yang dimulai dengan masalah menarik perhatian, kemudian membahas solusi atau konflik yang ada, dan ditutup dengan kesimpulan atau pelajaran yang didapat, biasanya lebih meninggalkan kesan.

6. Belajar Mendengar

Ini adalah salah satu pelajaran yang saya pelajari seiring waktu dan sering saya abaikan di awal. Untuk jadi storyteller yang handal, kita harus belajar mendengarkan, baik itu cerita orang lain atau bahkan pendapat audiens kita. Saya sering merasa ingin langsung berbicara dan menunjukkan cerita saya, tetapi saya menyadari bahwa mendengarkan lebih dulu bisa memberi banyak inspirasi dan pemahaman tentang apa yang sebenarnya orang lain butuhkan atau inginkan.

Cobalah untuk mendengarkan lebih banyak dan perhatikan bagaimana orang lain menyampaikan cerita mereka. Apa yang menarik perhatian mereka? Apa yang membuat mereka tertawa atau tersentuh? Dengan menjadi pendengar yang baik, kamu bisa belajar banyak tentang teknik storytelling yang bisa kamu aplikasikan dalam ceritamu sendiri.

Dengan mengikuti enam cara ini, kamu bisa mulai merasa lebih percaya diri dan terampil dalam bercerita. Ingat, storytelling itu seperti keterampilan lain yang butuh waktu untuk berkembang. Jadi, latih terus, tulis cerita-ceritamu, kuasai topik dengan baik, gunakan bahasa yang sederhana, aplikasikan rumus yang sudah terbukti efektif, dan jangan lupa untuk mendengarkan. Siapa tahu, suatu hari nanti kamu bisa jadi storyteller yang tidak hanya handal, tapi juga menginspirasi orang lain!

Menulis banyak topik tentang krisis identitas, insecure, anxiety, overthinking dan kesehatan mental lainnya dipadukan dengan budaya pop dan filsafat.