Bergabunglah di grup telegram Urie Join now

Bahaya Tiktok untuk Otak Remaja Hingga Dewasa

Bahaya Tiktok untuk Otak Remaja Hingga Dewasa

URIEPEDIA.ID, - TikTok, dengan semua tarian, tantangan, dan video kreatifnya, memang benar-benar jadi salah satu platform sosial yang paling populer saat ini. Siapa yang nggak tahu TikTok, kan? Hampir setiap orang, terutama generasi muda, pasti menghabiskan waktu berjam-jam scrolling untuk menonton video yang sepertinya nggak ada habisnya.

Tapi, meskipun seru dan menghibur, saya mulai berpikir, apakah TikTok punya dampak negatif, terutama untuk otak kita? Setelah melihat lebih jauh dan membaca beberapa penelitian, saya akhirnya sadar kalau TikTok bisa berbahaya bagi otak, terutama jika kita nggak bijak dalam menggunakannya. Berikut beberapa bahaya yang bisa terjadi akibat terlalu sering menggunakan TikTok.

1. Mengurangi Kemampuan Fokus

Salah satu hal yang paling saya sadari setelah menghabiskan banyak waktu di TikTok adalah semakin sulitnya untuk fokus pada hal lain. Di TikTok, setiap video hanya berdurasi beberapa detik hingga beberapa menit, dan kita terus-menerus disuguhkan konten baru yang selalu menarik perhatian.

Otak kita jadi terbiasa dengan stimulasi yang cepat dan terus-menerus, yang membuat kita kesulitan untuk fokus pada tugas yang lebih panjang atau yang membutuhkan perhatian mendalam. Ini seperti otak kita dilatih untuk berpindah-pindah dengan cepat dari satu hal ke hal lain tanpa bisa berkonsentrasi dalam waktu lama.

Bahkan, ada penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan media sosial dengan durasi lama dapat menyebabkan penurunan kemampuan otak dalam mempertahankan perhatian. Saya sendiri merasa sering kesulitan untuk duduk dan bekerja tanpa tergoda untuk membuka aplikasi TikTok, dan itu cukup mengganggu produktivitas.

2. Penyebab Kecemasan dan Stres

Saya nggak sendirian ketika merasa sedikit cemas setelah berlama-lama di TikTok. TikTok sering kali memicu perasaan tidak puas dengan kehidupan kita sendiri. Coba deh perhatikan banyak video yang memperlihatkan gaya hidup mewah, penampilan sempurna, atau pencapaian yang luar biasa.

Ini bisa menyebabkan kita merasa tertekan, apalagi kalau kita terus-terusan melihatnya tanpa menyadari bahwa sebagian besar dari apa yang kita lihat adalah hasil editing atau kebetulan yang sengaja diperlihatkan. Otak kita bisa merasa stres karena merasa hidup kita nggak sehebat yang ditampilkan di aplikasi itu. 

Penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi media sosial yang berlebihan dapat meningkatkan kecemasan, perasaan rendah diri, dan depresi, terutama pada remaja. Hal ini bisa memengaruhi kesejahteraan mental kita dalam jangka panjang.

3. Gangguan pada Pola Tidur

Siapa di sini yang pernah scroll TikTok sampai larut malam? Tentu banyak dari kita yang sering melakukannya tanpa sadar, bukan? Nah, ini juga bisa jadi masalah besar. Penelitian menunjukkan bahwa terlalu sering menggunakan ponsel atau menonton layar sebelum tidur bisa mengganggu kualitas tidur kita.

TikTok, dengan semua video serunya, bisa jadi sangat adiktif dan membuat kita lupa waktu. Paparan cahaya biru dari layar ponsel bisa mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur tidur, sehingga kita jadi lebih susah tidur.

Saya pribadi sering merasa tidur saya terganggu setelah terlalu lama menonton video TikTok, dan pagi hari terasa sangat lelah dan kurang fokus. Pola tidur yang buruk ini, kalau dibiarkan, bisa berpengaruh pada kesehatan fisik dan mental kita.

4. Peningkatan Kecanduan Media Sosial

TikTok memang dirancang untuk membuat kita terus ingin kembali lagi dan lagi. Algoritma TikTok tahu betul bagaimana cara mengatur konten supaya sesuai dengan minat kita, yang membuat kita semakin tertarik dan betah berlama-lama di aplikasi tersebut. Ini bisa berbahaya karena semakin sering kita menggunakan aplikasi ini, semakin besar kemungkinan kita untuk merasa "ketagihan".

Otak kita pun mulai terbiasa dengan hit dopamine setiap kali kita menonton video yang menghibur, dan kita jadi semakin sulit melepaskan diri dari kebiasaan ini. Sama seperti kecanduan lain, kecanduan media sosial bisa mengarah pada penurunan kualitas hidup dan hubungan sosial kita di dunia nyata.

5. Mengurangi Interaksi Sosial Nyata

Pernahkah kamu merasa, setelah berjam-jam scrolling TikTok, kamu jadi malas untuk berinteraksi dengan teman atau keluarga? Ini bukan tanpa alasan. Terlalu banyak terpapar dengan konten digital seperti TikTok bisa mengurangi waktu kita untuk berinteraksi secara langsung dengan orang lain.

Pikiran kita cenderung lebih terfokus pada dunia virtual, dan kita kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi atau bersosialisasi dengan baik dalam kehidupan nyata. Padahal, kemampuan untuk berinteraksi langsung dengan orang lain sangat penting untuk perkembangan emosional dan sosial, terutama bagi remaja yang sedang membentuk keterampilan sosial mereka.

6. Dampak Negatif terhadap Kreativitas

Meskipun banyak orang menggunakan TikTok untuk mengekspresikan kreativitas, terlalu sering terpapar konten serupa bisa menghambat kreativitas kita. Banyak video TikTok yang berfokus pada tren atau tantangan tertentu, yang sering kali membuat kita meniru alih-alih menciptakan sesuatu yang orisinal.

Jika kita terlalu sering mengikuti tren dan tidak memberi ruang untuk berpikir kreatif sendiri, otak kita akan terbiasa dengan rutinitas tersebut dan kurang terstimulasi untuk berinovasi. Ini bisa membatasi cara kita melihat dunia dan mengekspresikan diri kita.

Kesimpulannya, meskipun TikTok adalah platform yang sangat menghibur dan menawarkan banyak manfaat, kita juga harus berhati-hati dengan cara kita menggunakannya. Jangan sampai kebiasaan scrolling tanpa henti atau terlalu banyak terpapar konten yang merugikan mempengaruhi kesehatan otak dan kehidupan kita.

Saya percaya, dengan penggunaan yang bijak dan sadar, kita bisa menikmati TikTok tanpa terkena dampak negatifnya. Jadi, yuk mulai batasi waktu kita di TikTok dan coba lebih banyak waktu offline untuk menjaga keseimbangan hidup kita!

Menulis banyak topik tentang krisis identitas, insecure, anxiety, overthinking dan kesehatan mental lainnya dipadukan dengan budaya pop dan filsafat.