Bergabunglah di grup telegram Urie Join now

Fakta Plato Murid Kesayangan Socrates

Plato adalah seorang filsuf Yunani kuno dari periode Klasik yang dianggap sebagai pemikir dasar dalam filsafat Barat dan inovator dari dialog tertulis
Fakta Plato Murid Kesayangan Socrates

URIEPEDIA.ID, - Plato adalah seorang filsuf Yunani kuno dari periode Klasik yang dianggap sebagai pemikir dasar dalam filsafat Barat dan inovator dari dialog tertulis dan bentuk-bentuk dialektika.

Sebagai murid Socrates dan guru Aristoteles, Plato tidak hanya meninggalkan warisan pemikiran yang mendalam tetapi juga mendirikan tradisi akademik yang masih terasa hingga hari ini. Di balik itu, ada beberapa fakta menarik tentang Plato yang tidak selalu diketahui banyak orang. Yuk, kita gali lebih dalam!

1. Nama Asli Plato Bukanlah Plato

Fakta pertama yang mengejutkan banyak orang adalah bahwa "Plato" bukan nama aslinya. Plato lahir dengan nama Aristocles. Nama "Plato" kemungkinan besar adalah julukan yang diberikan karena bentuk fisiknya yang kekar.

Kata "Plato" berasal dari bahasa Yunani yang berarti lebar atau luas, dan diduga merujuk pada bahunya yang lebar sebagai seorang atlet gulat di masa mudanya. Jadi, meskipun kita mengenalnya sebagai filsuf besar, jangan lupa bahwa Plato dulu seorang petarung yang serius!

2. Murid Kesayangan Socrates

Plato adalah salah satu murid terdekat Socrates, dan banyak dari tulisan-tulisannya yang terkenal, seperti The Republic, adalah dialog-dialog yang menampilkan Socrates sebagai karakter utama. Socrates sangat berpengaruh dalam pembentukan pemikiran Plato.

Faktanya, banyak pemikiran Socrates yang kita kenal saat ini berasal dari tulisan Plato, karena Socrates sendiri tidak pernah menulis apapun. Dalam banyak karyanya, Plato menyampaikan ajaran-ajaran Socrates, tetapi kita juga bisa melihat bahwa Plato mengembangkan pandangan-pandangannya sendiri.

Saat Socrates dihukum mati pada 399 SM, Plato sangat terpengaruh oleh kejadian tersebut. Pengalaman ini diyakini menjadi salah satu pemicu mengapa Plato mulai mengeksplorasi ide-ide tentang keadilan, negara ideal, dan kebenaran yang lebih tinggi.

3. Mendirikan Akademi Pertama di Dunia Barat

Salah satu kontribusi terbesar Plato adalah mendirikan Akademia, sekolah pertama yang berbentuk institusi di dunia Barat. Akademia ini didirikan di Athena sekitar 387 SM dan menjadi tempat di mana murid-murid bisa belajar filsafat, matematika, dan ilmu pengetahuan. Akademia ini adalah cikal bakal universitas modern dan berfungsi selama sekitar 900 tahun sebelum akhirnya ditutup oleh Kaisar Romawi pada 529 M.

Di Akademia inilah Aristoteles, yang kemudian menjadi filsuf besar lainnya, menghabiskan 20 tahun belajar di bawah bimbingan Plato. Dengan mendirikan Akademia, Plato membantu memformalkan pendidikan filsafat, dan pengaruh institusi ini masih dirasakan dalam sistem pendidikan kita saat ini.

4. Mengembangkan Teori Dunia Ide

Plato terkenal dengan Teori Dunia Ide (Theory of Forms), salah satu konsep paling berpengaruh dalam filsafat. Menurut teori ini, dunia yang kita lihat dan alami hanyalah bayangan dari realitas yang lebih tinggi dan sempurna—dunia ide. Di dunia ide, segala sesuatu ada dalam bentuk sempurnanya. Misalnya, sebuah kursi yang kita duduki hanyalah representasi dari kursi ideal yang ada di dunia ide. Dengan kata lain, dunia fisik yang kita huni hanyalah tiruan atau cerminan dari dunia yang lebih tinggi.

Teori ini sangat memengaruhi pemikiran Barat tentang metafisika dan epistemologi, dan terus menjadi topik diskusi yang menarik dalam dunia filsafat. Bahkan, beberapa pemikir modern, seperti matematikawan Roger Penrose, masih tertarik dengan konsep ini.

5. Pengaruh Besar dalam Politik

Dalam karya Plato yang paling terkenal, The Republic, dia mengajukan ide tentang negara ideal. Di dalam negara tersebut, filsuf akan menjadi raja, karena hanya mereka yang memiliki pengetahuan yang cukup untuk memimpin dengan bijaksana.

Plato tidak percaya pada demokrasi, terutama setelah pengalaman pahit dengan eksekusi Socrates oleh sistem demokrasi Athena. Menurutnya, demokrasi cenderung memberi kekuasaan pada orang-orang yang tidak memiliki kebijaksanaan atau pengetahuan yang diperlukan untuk memimpin.

Meski demikian, konsep negara ideal Plato dan peran filsuf sebagai pemimpin tetap menjadi topik yang diperdebatkan hingga saat ini, terutama dalam diskusi tentang etika politik dan bentuk pemerintahan yang paling baik.

6. Mitos Gua

Salah satu alegori paling terkenal yang dikembangkan Plato adalah Alegori Gua (The Allegory of the Cave), yang ia sampaikan dalam The Republic. Dalam alegori ini, Plato menggambarkan sekelompok orang yang terkurung di dalam gua sejak lahir, hanya bisa melihat bayangan di dinding gua yang dihasilkan oleh cahaya api di belakang mereka. Bayangan-bayangan ini adalah satu-satunya realitas yang mereka ketahui.

Namun, jika seseorang keluar dari gua dan melihat dunia luar yang lebih terang, dia akan menyadari bahwa bayangan-bayangan tersebut hanyalah ilusi dan bahwa realitas sejati ada di luar sana. Alegori ini menggambarkan cara pandang Plato tentang bagaimana manusia sering kali hanya melihat "bayangan" dari kebenaran dan betapa sulitnya bagi mereka untuk menerima realitas yang lebih tinggi ketika sudah terbiasa dengan ilusi.

Aku sendiri terpesona oleh alegori ini saat pertama kali mempelajarinya. Ini membuka mataku untuk memahami bagaimana kita sering kali terjebak dalam persepsi yang sempit dan bahwa untuk memahami kebenaran yang lebih besar, kita perlu membuka diri terhadap pandangan baru.

7. Filsafat Cinta: The Symposium

Plato juga mengeksplorasi cinta dalam karyanya The Symposium, di mana dia membahas berbagai jenis cinta dan mengembangkan konsep Cinta Platonis (Platonic Love). Cinta Platonis tidak merujuk pada cinta romantis, melainkan cinta yang didasarkan pada penghargaan terhadap jiwa seseorang, bukan hasrat fisik. Plato berpendapat bahwa cinta yang sejati adalah yang mendorong kita untuk mencari kebaikan dan kebenaran, bukan sekadar keinginan fisik.

Pemikiran Plato tentang cinta ini sering menjadi inspirasi dalam berbagai diskusi modern tentang hubungan dan cinta, terutama dalam konteks bagaimana cinta bisa membantu kita menjadi pribadi yang lebih baik.

Kesimpulan

Plato bukan hanya seorang filsuf yang brilian, tetapi juga seorang pemikir visioner yang mengubah cara kita berpikir tentang banyak hal, mulai dari pendidikan, politik, metafisika, hingga cinta. Lewat karya-karyanya, dia meninggalkan warisan yang bertahan ribuan tahun dan masih memengaruhi cara kita memahami dunia saat ini. Dari pemikiran tentang dunia ide hingga pengaruhnya dalam membentuk institusi pendidikan, Plato adalah sosok yang layak untuk kita pelajari dan renungkan pemikirannya.

Jika kamu baru mulai belajar filsafat, Plato adalah tempat yang bagus untuk memulai. Karya-karyanya mengajarkan kita untuk berpikir lebih dalam, untuk selalu mempertanyakan realitas di sekitar kita, dan yang paling penting, untuk mencari kebenaran.

Seorang penulis amatir yang selalu ingin belajar untuk terus mengembangkan diri dalam mencapai potensi penuh sebagai manusia bumi.